Asal-usul Girilawungan

cerita rakyat bahasa sunda indonsia
Putri Girl Larang juga mengawali perjalanannya. la jalan kaki ke arah timur melalui rimba, gunung, lembah, dan beragam jenis halangan. Sesudah berbulan-bulan jalan, ia tiba di satu rimba belantara. Saat tengah melepas Ielah, Putri Giri Larang temukan satu telaga bening yang dikelilingi oleh taman yang begitu indah. “Indah sekali tempat ini, siapakah yang menbuatnya? ” guman Putri Giri Larang. Lihat kejernihan air telaga, Putri Giri Larang pada akhirnya mengambil keputusan untuk mandi sembari melepaskah Ielah. la tak mengerti kalau ada seorang yang memperhatikannya dari semak-semak. Orang itu yaitu seseorang patih dari satu kerajaan di Jawa yang bertugas menjaga telaga itu. Telaga itu yaitu tempat permandian raja-raja Jawa sesudah usai berburu.
Patih itu teringat kalau rajanya belum memiliki istri. Gadis cantik itu di rasa pas untuk mengikuti Sang Raja. Lantas, patih itu dengan berniat mengambil selendang Putri Giri Larang. Lihat selendangnya di ambil, Putri Giri Larang selekasnya menguber pencuri bajunya. “Hei Siapa kau? Kembalikan bajuku! ” Patih berniat memperlambat larinya supaya sang putri mengikutinya. Sampailah mereka didalam Istana Raja. Lihat seseorang putri yang cantik jelita itu, Raja segera jatuh hati. ” Putri yang cantik. Saya tengah mencari seseorang permaisuri untukku, maukah kau jadi istriku? “Mendadak, Putri Giri Larang rasakan badannya lemah dan kekuatannya hilang. la teringat pesan kakaknya supaya tak melalui perbatasan clan saat ini ia sudah melanggarnya. Dengan sangat terpaksa, ia terima lamaran Sang Raja.”Saya bersedia jadi istrimu dengan satu prasyarat, jangan sampai ingin tahu atau mencampuri masalah perempuan. “
Kumpulan Dongeng Sunda Singkat – Raja sepakat dan mereka juga menikah. Lantas, Putri Giri Larang memiliki kandungan. Satu hari, Putri Girl Larang akan menanak nasi. Sesudah tutup tempat menanak nasi ia juga pergi untuk mandi. Saat ditinggal untuk mandi, suaminya datang ke dapur. Sang raja ingin tahu apa yang tengah dimasak istrinya. Begitu terkejutnya ia, nyatanya isi tempat menanak nasi itu hanya sebatang padi. Saat tahu kalau masakannya sudah diliat oleh suaminya, Putri Giri Larang begitu geram. ” Kakanda sudah tidak mematuhi kesepakatan kita saat menikah, ” tuturnya pada suaminya. Lantas, ia kembali pada istana kakaknya. Raja Giri Layang begitu suka adiknya kembali. ” Maafkan, Kanda! Adinda sudah tidak mematuhi pesan, Kanda, ” kata Putri Giri Larang sembari menangis. ” Sudahlah Dinda, saat ini kau mesti banyak beristirahat, lantaran kau tengah memiliki kandungan. ” Selang beberapa waktu kemudian , Putri Giri Larang melahirkan seseorang bayi lelaki yang dinamakan Adipati Jatiserang. Putri Giri Layang begitu cemas bila satu waktu, bapak Jatiserang akan tiba dan punya niat mengambilnya.
Lalu, Raja Giri Layang berunding dengan patihnya, yakni Patih Endang Capang dan beberapa menterinya. Mereka setuju untuk bersembunyi didalam kulah, yakni lubang besar dibawah tanah. Raja Giri Layang memerintahkan untuk membuat empat buah kulah sebagai tempat persembunyian keluarga kerajaan. Raja Giri Layang mengambil keputusan bersembunyi bukanlah lantaran tak mampu hadapi tentara kerajaan lain mendatang menyerang, ia cuma tidak ingin rakyat mereka jadi korban. Selang beberapa saat, datanglah pasukan dari kerajaan seberang yang di pimpin oleh dua orang patih, yakni Patih Mangkunagara dan Patih Surapati. Mereka punya maksud menjemput paksa Putri Giri Larang dan putranya. ” Kami mencari raja kalian, ” kata ke-2 patih itu pada Patih Endang Capang.
” Maaf Tuan, Putri Giri Larang dan Raja Girl Layang sudah meninggal dunia. Disamping itu, putra Giri Larang, yakni Adipati Jatiserang tengah berguru ke negeri seberang. ” ” Kami tak yakin! ” seru mereka. Lalu, Patih Endang Capang membawa pasukan itu ke tempat kulah. Mereka lihat empat gundukan tanah yang mirip makam. Lantaran masihlah tak yakin, ke-2 patih itu memerintahkan pasukannya untuk menggali makam itu. Tetapi, saat akan menggali mendadak semua jatuh lemas. Kemampuan mereka terisap oleh kemampuan Putri Giri Larang dan Raja Giri Layang yang tengah bersembunyi dibawah tanah itu. Patih Mangkunagara dan Patih Surapati memerintahkan untuk hentikan usaha mereka menggali makam. ” Lebih balk kita janganlah pulang, lantaran malu rasa-rasanya bila kita pulang tanpa ada hasil. Lebih balk saat ini kita ngalawung saja disini, lantaran saya meyakini mereka bersembunyi di sekitaran sini, ” kata Patih Mangkunagara. Arti kata ngalawung yaitu duduk berjumpa atau bertemu. Untuk kembali kenang momen itu, daerah itu diberi nama Girilawungan yang saat ini di kenal dengan nama Babakan Jawa.
Pesan Moral dari Himpunan Dongeng Sunda – Asal Usul Girilawungan yaitu tepatilah janji yang sudah kita katakan. Tidak mematuhi janji cuma akan membawa keburukan untuk kita dan menyingkirkan keyakinan orang lain pada kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ceker Seuhah

Resep Cumi Bakar